Blog

Modul dan Buku Cetak, Apa Perbedaannya ?

Buku cetak dan Modul
Uncategorized

Modul dan Buku Cetak, Apa Perbedaannya ?

Dalam dunia pendidikan dan pelatihan terdapat beberapa jenis bahan untuk membantu proses pembelajaran. Semua bahan ataupun pedoman tentu harus memuat sudut pandang yang jelas terutama tentang prinsip-prinsp yang digunakan, pendekatan yang dianut, metode yang digunakan, teknik pengajaran yang digunakan serta sarana yang digunakan.

Salah satu bahan ajar yang sering digunakan adalah modul dan buku cetak. Sekilas dari yang sering kita dengar keduanya mempunyai tujuan yang sama yakni mempermudah pengajar dan peserta didik dalam menyampaikan materi pembelajaran.

Tapi jika ditinjau secara mendetail, dua jenis buku ini memiliki perbedaan berdasarkan definisi, karakteristik, dan standar proses penulisan. Berikut ini kami jelaskan beberapa perbedaan tersebut.

Modul

Modul adalah satu kesatuan bahan pembelajaran yang dapat dipelajari oleh peserta didik secara mandiri. Didalamnya terdapat komponen dan petunjuk yang jelas sehingga peserta didik dapat mengikuti secara runut tanpa campur tangan pengajar.

Modul juga dikemas secara sistematis dan menarik dengan cakupan materi, metode, dan evaluasi yang dapat dipakai secara mandiri agar tercapai komptensi yang diharapkan.

Ciri-ciri Modul

  1. Dapat dipelajari secara mandiri oleh siapa saja.
  2. Tujuan pelajaran dirumuskan secara khusus, bersumber pada tingkah laku.
  3. Membuka kesempatan kepada siswa untuk maju berkelanjutan menurut kemampuannya masing-masing.
  4. Paket pengajaran yang bersifat self-learning membuka kesempatan kepada peserta didik untuk mengembangkan dirinya secara optimal.
  5. Memiliki daya informasi yang cukup kuat. Unsur asosiasi, struktur, dan urutan bahan pelajaran terbentuk sedemikian rupa sehingga peserta didik secara spontan mempelajarinya.
  6. Terdapat petunjuk yang jelas dengan satu kesatuan evaluasi pada setiap akhir sesi pembelajaran

Dalam pelaksanaan pembelajaran, modul memiliki kelebihan dan kekurangan.

Kelemahan pembelajaran dengan menggunakan modul ialah:

  1. Biaya pengembangan bahan tinggi dan waktu yang dibutuhkan lama.
  2. Menentukan disiplin belajar yang tinggi yang mungkin kurang dimiliki oleh siswa pada umumnya dan siswa yang belum matang pada khususnya.
  3. Membutuhkan ketekunan yang lebih tinggi dari fasilitator untuk terus menerus mamantau proses belajar siswa, memberi motivasi dan konsultasi secara individu setiap waktu siswa membutuhkan.

Meski begitu, modul juga memiliki kelebihan menggunakan modul.

  1. Motivasi peserta didik dipertinggi karena setiap kali peserta didik mengerjakan tugas pelajaran dibatasi dengan jelas dan yang sesuai dengan kemampuannya.
  2. Sesudah pelajaran selesai pengajar dan peserta didik mengetahui kemampuan peserta didik yang berhasil dengan baik dan mana yang kurang berhasil.
  3. Peserta didik mencapai hasil yang sesuai dengan kemampuannya.
  4. Beban belajar terbagi lebih merata sepanjang semester.
  5. Pendidikan lebih berdaya guna.

Buku Cetak

Buku cetak dikenal pula dengan sebutan buku ajar, buku materi, buku paket, atau buku panduan belajar. Bentuknya bisa berupa buku teks cetak maupun buku teks elektronik (e-book).

Buku cetak merupakan bagian penting dalam proses pembelajaran. Setiap dosen atau guru membutuhkan buku cetak untuk membantu proses mengajar. Tujuan dari buku ajar tidak lain membantu komunikasi antara pengajar dan peserta didik sesuai kurikulum yang berlaku.

Buku cetak biasanya merupakan bekal pendamping pembelajaran yang melibatkan pengajar dan peserta didik secara langsung baik itu tatap muka maupun daring.

Bentuk buku ajar seperti buku biasa yang isinya menjadi acuan berkualitas dan biasanya pada pendidikan formal buku ajar diterbitkan oleh Kementrian Pendidikan atau Dinas Pendidikan setempat. Sedangkan pada buku ajar lembaga pendidikan non formal buku ajar ditulis oleh pakar di bidangnya masing-masing. Buku ajar ditulis untuk tujuan intruksional tertentu. Buku ajar dilengkapi dengan sarana pengajaran.

Selanjutnnya pemerintah menetapkan standar tertentu yang harus dipenuhi oleh setiap penerbitan buku yang akan digunakan oleh satuan pendidikan. Dalam hal ini standar tersebut ditetapkan dan dikeluarkan oleh Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP).

Buku Ajar memiliki ciri-ciri seperti berikut ini:

  1. Buku ajar disusun dengan alur logika sesuai dengan rencana pembelajaran.
  2. Bersifat mindful yang berupaya untuk memberikan perspektif baru bagi peserta didik supaya lebih kritis.
  3. Mendorong motivasi belajar siswa supaya melakukan belajar tanpa harus disuruh.
  4. Penggunaan buku ajar biasanya butuh pendampingan dari pengajar
  5. Dikemas sesederhana mungkin supaya lebih mudah dipahami, tidak memunculkan kontradiktif, dan tetap relevan.
  6. Ada ilustrasi yang menarik sehingga peserta didik lebih mudah memahami.
  7. Materi yang disampaikan memiliki sudut pandang yang jelas, tegas. Sehingga tidak membingungkan peserta didik dalam memahaminya.
  8. Isi materi relevan sesuai dengan kurikulum.
  9. Bahasa yang digunakan baku dengan memperhatikan idiom tabu kedaerahan agar tidak terjadi kesalahpahaman tata bahasa.