Blog

Buku Telah Terbit

Books
Uncategorized

Buku Telah Terbit

Buku ini dibuat untuk memenuhi outcome pada salah satu tahapan aktivitas dari keluaran dalam proyek Desain Pengelolaan Wilayah Pesisir Terpadu dalam Mendukung Percepatan Pelaksanaan RZWP-3-K di Provinsi Papua Barat. Kabupaten Raja Ampat merupakan kabupaten yang dikenal dengan destiniasi wisata baharinya baik wisatawan dalam negeri dan macanegara. Wisata memiliki manfaat ekonomi bagi masyarakat setempat dan merupakan pendapatan alternatif bahkan sudah menjadi utama. Industri wisata melahirkan aktivitas ekonomi seperti jasa travel, rumah tinggal (homestay), dan catering. Namun, disisi lain wisata berdampak negatif bagi ekosistem pesisir. Lego jangkar di terumbu karang, propeler dapat menggundulkan lamun, wisatawan menginjak karang adalah aktivitas-aktivitas yang memicu kerusakan ekosistem pesisir. Bentuk penanggulangan kerusakan ekosistem pesisir adalah melakukan rehabilitasi. Buku ini menjelaskan bagaimana proses dan tahapan-tahapan pelaksanaan rehabilitasi ekosistem padang lamun. Di sisi lain, buku ini merekomendasikan metode dan jenis yang sesuai untuk melakukan rehabilitasi ekosistem padang lamun. Buku ini penting sebagai acuan kegiatan agar tidak terjadi kesalahan implementasi program sehingga sia-sia. Harapan besarnya adalah sukses memberikan pengetahuan dan melibatkan masyarakat dalam proses rehabilitasi ekosistem padang lamun. Kami sangat berterimakasih kepada masyarakat lokal Kampung Yensawai, Kepala Kampung Yensawai Barat dan Yensawai Timur, ketua adat, Koodinator BKKPN Kupang Satker Raja Ampat, Kepala BLUD Raja Ampat, dan fasilitator lokal yang telah membantu proses implementasi program rehabilitasi ekosistem padang lamun di lapang hingga penyusunan buku ini.

Pada dekade terakhir, kondisi ekosistem pesisir mengalami penurunan yang signifikan, baik pada luasan dan penutupannya. Pemicu penurunan kondisi ini adalah aktivitas manusia dan perubahan iklim global. Aktivitas manusia yang berpengaruh pada ekosistem berupa kegiatan budidaya rumput laut, budidaya ikan dengan keramba jaring apung, penangkapan ikan dengan alat tidak ramah lingkungan, pengembangan wilayah pesisir, penambangan pasir pantai dan lain sebagainya. Pemicu degradasi ekosistem pesisir dari faktor perubahan iklim, antara lain kenaikan suhu permukaan laut, kenaikan muka air laut, dan pengasaman laut. Jika pemicu degradasi ini terus-menerus ada maka akan habis ekosistem pesisir kita ini. Mitigasi terhadap degradasi ekosistem pesisir penting untuk dilakukan dan saat ini telah banyak program dan kegiatan untuk memulihkan ekosistem pesisir. Rehabilitasi adalah salah satu pendekatan untuk mengembalikan ekosistem pesisir. Metode dan Teknik rehabilitasi telah banyak dikembangkan di Indonesia dan di negara lain seperti Australia, India, Malaysia, Filipina, dan Jepang.

Buku ini dibuat untuk memenuhi outcome pada salah satu tahapan aktivitas dari keluaran dalam proyek Desain PengelolaanWilayah Pesisir Terpadu dalam Mendukung Percepatan Pelaksanaan RZWP-3-K di Provinsi Papua Barat. Aktivitas ini adalahmenyusun pembelajaran (lesson learned) rehabilitasi ekosistem terumbu karang di Kabupaten Raja Ampat. Kabupaten Raja Ampat merupakan kabupaten yang dikenal dengan destiniasi wisata baharinya baik wisatawan dalam negeridan macanegara. Wisata memiliki manfaat ekonomi bagi masyarakat setempat dan merupakan pendapatan alternatif bahkansudah menjadi utama. Industri wisata melahirkan aktivitas ekonomi seperti jasa travel, rumah tinggal (homestay), dancatering. Namun, disisi lain wisata berdampak negatif bagi ekosistem pesisir. Lego jangkar di terumbu karang, propeler dapatmenggundulkan lamun, wisatawan menginjak karang adalah aktivitas-aktivitas yang memicu kerusakan ekosistem pesisir.Bentuk penanggulangan kerusakan ekosistem pesisir adalah melakukan rehabilitasi.
Buku ini menjelaskan bagaimana proses dan tahapan-tahapan pelaksanaan rehabilitasi ekosistem terumbu karang. Di sisilain, buku ini merekomendasikan metode dan jenis yang sesuai untuk melakukan rehabilitasi ekosistem terumbu karang.Buku ini penting sebagai acuan kegiatan agar tidak terjadi kesalahan implementasi program sehingga sia-sia. Harapan besarnya adalah sukses memberikan pengetahuan dan melibatkan masyarakat dalam proses rehabilitasi ekosistemterumbu karang.

Sejarah IPB berjalan terus dan berkembang menjadi IPB University (Oktober 2022) yang mempunyai 10 (sepuluh) fakultas: 1)Pertanian 2) Sekolah Kedokteran Hewan dan Biomedis 3) Perikanan dan Ilmu Kelautan 4) Peternakan 5) Kehutanan danLingkungan 6) Teknologi Pertanian 7) Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (MIPA) 8) Ekonomi dan Manajemen 9) EkologiManusia dan, 10) Kedokteran serta 3 (tiga) sekolah: Bisnis, Vokasi dan Pascasarjana.
Penulis mencoba memperkenalkan IPB University kepada Khalayak, apa keilmuan bidang kajia yang ada di dalamnya. Bahanbacaan dikumpulkan dari berbagai tulisan, skripsi, tesis, disertasi, tulisan ilmiah yang tersebar di berbagai jurnal ilmiah lewatbantuan google. Penulis tidak menggunakan chat GPT/ robot AI. Beberapa puisi sebelumnya telah diterbitkan dalam “Nada-Nada Akrostis Buitenzorg (2022)”, namun mengingat puisi tersebut sangat erat terkait dengan IPB University, dimuat lagidalam buku puisi ini. Semoga pembaca bisa menikmati untaian kata yang mensifati suatu topik yang bersifat keilmuan.

Rehabilitasi adalah salah satu pendekatan untuk mengembalikan ekosistem pesisir. Metode dan teknik rehabilitasi telah banyak dikembangkan di Indonesia dan juga di negara lain seperti Australia, India, Malaysia, Filipina, dan Jepang. Metode rehabilitasi mangrove sudah banyak dikembangkan oleh praktisi dan akademisi, namun masih sangat jarang program rehabilitasi ekosistem mangrove dilakukan dengan didahului dengan riset pengenalan karakteristik lokal, mencari metode yang paling pas dengan berbagai ujicoba (trial and error) dan dilakukan dengan berbasis masyarakat.
Buku ini bertujuan untuk memberikan pembelajaran (lesson learned) sebagai sharing pengalaman yang dilakukan PKSPL IPB University kepada publik tentang proses, tahapan, pendekatan dan metode yang digunakan dalam merehabilitasi ekosistem mangrove berbasis masyarakat sehingga dapat berhasil. Disusun berdasarkan pembelajaran dan pengalaman lapang dalam merehabilitasi ekosistem mangrove berbasis masyarakat yang dilakukan di Kampung Yensawai, Distrik Batanta Utara, Kabupaten Raja Ampat. Harapan kami, buku ini dapat menjadi pembelajaran dan acuan yang perlu diikuti dan direplikasi dalam program dan kegiatan rehabilitasi ekosistem mangrove di wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil lain di Indonesia.

Masyarakat Indonesia itu unik dan baik. Unik karena faktanya setiap suku bangsa di Indonesia memang unik dari Bahasa,warna kulit, budaya dan karakternya. Baik, karena dari Sabang sampai Merauke, masyarakat Indonesia itu memiliki sifat yangrelatif menerima semua suku bangsa dan menghormati perbedaan agama. Inilah hebatnya rakyat Indonesia. Ini modal besarbangsa Indonesia yang mungkin akhir-akhir ini sedikit terlupakan.
Begitu pula dalam pengelolaan sumber daya alam (SDA). Setiap suku bangsa di Indonesia cenderung dapat menerima siapapun pengelolanya. Bahkan orang asing pun diterima oleh rakyat Indonesia. Hal ini telah terbukti berpuluh-puluh tahun danmungkin ratusan tahun sebelum Indonesia merdeka. Banyak pedagang dari bangsa Eropa dan Arab datang ke Indonesia,diterima dengan tangan terbuka.
Buku ringkas ini mengupas tuntas persoalan mulai dari kerangka teoritis, landasan hukum, isu – isu strategis pengelolaanpesisir – lautan, kelembagaan multipihak, peran dan kepentingan parapihak. Tentu tidak ketinggalan usulan penyelesaiankonflik antar lembaga dan bagaimana menurunkan ego sektoral dan menaikkan menjadi ego untuk kepentingan masyarakatdan bangsa Indonesia.

The Tuna Talks 2023 entitled ‘Interfacing Science and Management for sustainable and regenerative Tuna Fishery’. It is a scientific publication delivered from various assessments and researches, containing 3 aspects of Lessons, i.e.: Fishery Resources, Socio-economic and Governance related to tuna fisheries. Those have been discussed in this proceeding. The scientific knowledge is crucial for understanding fish stocks, their population dynamics, and the impacts of fishing activities. Robust data collection, monitoring, and research are essential to support management decisions accurately. The proceeding considers applying effective implementation for Ecosystem Approach of Fisheries Management, based on the appropriate data analysis combined with management, especially in developing Harvest Strategy.