BUKU REFERENSI ??
BUKU REFERENSI ??
Buku referensi dalam terminologi DIKTI tidak sesuai dengan buku referensi dalam terminologi ilmu penerbitan. Mungkin karena buku ini dianggap sebagai rujukan, istilah ‘buku referensi’ digunakan di dalam POPAK 2019
yang tidak sinkron dengan PPI 2019.
Berikut ini penjelasan buku referensi menurut PPI 2019.
Buku referensi merupakan buku yang memuat suatu kompendium (himpunan) informasi, biasanya spesifik, yang dikumpulkan dalam bentuk buku (fisik atau elektronik) untuk kemudahan referensi (acuan). Orang tidak
perlu membaca dari awal sampai akhir untuk mendapatkan informasi yang dicari. Gaya penulisan umumnya seperti indeks atau daftar dan edisinya dapat dimutakhirkan, umumnya tahu nan. Buku referensi di perpustakaan biasanya tersimpan di bagian Reference Book dan tidak diperbolehkan dipinjam (kecuali untuk difoto kopi) (Direktorat Pengelolaan Kekayaan Intelektual 2019, 71).
Buku referensi versi PPI 2019 merujuk pada buku, seperti kamus, tesaurus, ensiklopedia, atlas, farmakope, dan katalog. Di sisi lain, POPAK 2019 tidak menyebutkan jenis buku ini. Penjelasan buku referensi menurut POPAK 2019 sebagai berikut.
Buku referensi adalah suatu tulisan dalam bentuk buku (ber- ISBN) yang substansi pembahasannya pada satu bidang ilmu kompetensi penulis. Isi tulisan harus memenuhi syarat- syarat sebuah karya ilmiah yang utuh, yaitu adanya rumusan masalah yang mengandung nilai ke baruan (novelty/ies), metodologi pemecahan masalah, dukungan data atau teori mutakhir yang lengkap dan jelas, serta ada kesimpulan dan daftar pustaka yang menunjukkan rekam jejak kompetensi penulis.
Ini yang sering menjadi kebingungan karena penjelasan buku referensi hampir tidak ada bedanya dengan monografi. Penyusun POPAK 2019 pada penjelasan monografi hanya menambahkan … yang substansi
pembahasannya hanya pada satu topik/hal dalam suatu bidang ilmu kompetensi penulis.
BRIN (Penerbit BRIN) mengenal buku referensi sebagaimana penjelasan PPI 2019. Namun, BRIN mengenal satu jenis buku ilmiah lagi yang disebut buku ilmiah populer. Bahkan, biografi/autobiografi/memoar oleh BRIN dimasukkan ke dalam kategori buku ilmiah populer. Akan tetapi, Dikti tidak menggunakan istilah buku ilmiah populer. Maka dari itu, saya menyamakan buku referensi versi Dikti itu sama dengan buku ilmiah populer versi BRIN.
Simpulan ciri buku referensi adalah sebagai berikut:
Buku referensi ditujukan untuk pembaca yang luas, yaitu akademisi, peneliti, praktisi, dan pembaca umum. Maka dari itu, pendekatan ilmiah populer digunakan sehingga buku dapat mudah dipahami oleh pembaca yang beragam.
Buku referensi mengangkat satu topik permasalahan berbasis hasil penelitian, pengembangan, dan pemikiran penulis dengan mempertimbangkan kebaruan (novelty).
Topik yang diangkat tidak harus topik ceruk (sangat spesifik) dalam satu bidang keilmuan, tetapi dapat merupakan topik yang lebih umum. Dengan topik yang lebih umum maka pembahasan di dalam buku referensi selain menggunakan latar belakang keilmuan penulisnya secara dominan, juga dapat menggunakan pembahasan dari sudut pandang keilmuan yang lain. Karena itu, buku referensi umumnya lebih kaya daripada monografi sehingga angka kreditnya 40.
Secara fisik, ketebalan buku referensi di atas rata-rata ketebalan monografi karena adanya pembahasan yang lebih mendalam, meluas, dan memperkaya. Namun, tidak ada pembatasan khusus soal jumlah halaman. Buku referensi dapat ditulis oleh penulis tunggal atau beberapa orang penulis dengan latar belakang konsentrasi keilmuan yang mungkin berbeda. Jika berkelompok, penulis pertama berkedudukan sebagai penulis utama dan penulis kedua sebagai penulis pendamping.
Buku referensi diterbitkan oleh penerbit buku resmi (berbadan usaha/hukum, anggota Ikapi, anggota ISBN internasional, dan berpengalaman menerbitkan buku ilmiah).
Buku referensi sejatinya dapat dikonversi dari laporan hasil penelitian, termasuk juga skripsi/tesis/disertasi. Namun, konversi dari karya kesarjanaan tidak dapat dinilai oleh Dikti. Usahakan memulai penelitian baru untuk memenuhi syarat buku referensi dari Dikti.
Buku referensi mengandung bagian-bagian (anatomi buku) yang lengkap.
Bagian isi/materi terdiri atas bab, subbab, dan sub-subbab.
Bobot tidap bab tidak harus sama. Materi di dalam buku referensi tidak boleh mengandung asesmen seperti halnya buku ajar/buku teks.
Bagian akhir usahakan menyajikan glosarium, daftar pustaka, dan indeks.
Buku referensi dapat diberi kata pengantar oleh orang lain yang bukan penulis.
Prakata ditulis oleh penulis sendiri. Di dalam prakata harus terdapat penyebutan buku referensi yang disusun berdasarkan hasil penelitian/pengembangan/pemikiran penulis.
Daftar rujukan/referensi berbeda dengan daftar pustaka meskipun Dikti menggunakan istilah daftar pustaka.
Buku referensi menggunakan istilah daftar pustaka apa yang ada di dalam daftar tidak harus dikutip di dalam teks. Di dalam daftar pustaka harus ada karya penulis sendiri yang digunakan sebagai sumber dan dikutip di dalam teks (disitasi) sebagai pemenuhan daftar pustaka yang menunjukkan rekam jejak kompetensi penulis.
Karya sendiri yang dikutip harus relevan dan jumlahnya tidak lebih dari 30% keseluruhan sumber.